Bekerja Keras (Materi Kelas XII)
K
|
erja keras dan tanggung jawab termasuk akhlakul karimah
yang harus dimiliki oleh setiap muslim dalam mencapai kehidupan yang bahagia di
dunia dan akhirat.Kerja keras adalah melakukan kegiatan secara
sungguh-sungguh dan tidak akan berhenti sebelum targei tercapai dan selalu
mengutamakan kepuasan hasil dari setiap kegiatan.
Agama Islam sangat menekankan umatnya agar bekerja keras
berusaha dengan penuh kesungguhan baik urusan dunia mapun akhirat. Bentuk kerja
keras dapat dilakukan dalam segala bentuk aspek kehidupan, seperti mencari
nafkah, menuntut ilmu dan lain-lain.
Bekerj keras merupakan syarat utama dalam memenuhi
kebutuhan baik jasmani maupun rohani, sebagaimana firman Allah :
وَابْتَغِ فِيْمَا آتَاكَ اللَّهَ
الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ
اَحْسَنَ اللَّهُ اِلَيْكَ وَلاَ تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الأَرَضِ اِنَّ اللَّهَ
لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS Al
Qashash/28 : 77).
A.
Perilaku
yang Mencerminkan Bekerja Keras
1. Mengerjakan sesuatu agar diperoleh hasil yang maksimal, lakukan dengan
penuh kesungguhan.
2. Tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya hendaknya dilakukan
sebaik-baiknya.
3. Tidak menunda-nuda pekerjaan, artinya semua tugas selalu dilakukan tepat
waktu bahkan sebelum waktunya.
B.
Hikmah
Bekerja Keras
1. Dapat mengembangkan kemampuan diri, seperti bakat, minat pada sesuatu atau
potensi yang dimiliki lainnya.
2. Dapat membentuk diri agar memiliki sikap tanggung jawab dan disiplin dalam
segala aspek kehidupan.
3. Mampu mengangkat derajat dan martabat sebagai menusia yang beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya`
4. Meningkatkan taraf hidup seorang muslim dalam kehidupannya sebagai
masyarakat.
5. Mendapat pahala dari Allah.
C.
Cara
Membiasakan Perilaku Kerja Keras
1. Saat bekerja dan berusaha hendaknya diniatkan karena Allah.
2. Setiap memulai pekerjaan, awali dengan menyebut nama Allah.
3. Lakukan setiap pekerjaan dengan penuh kesungguhan dan sepenuh hati.
4. Akhiri pekerjaan dengan menyebut nama Allah.
5. Serahkan hasil usaha dan ikhtiar kepada Allah.
1. Tekun
Tekun
artinya rajin dan bersungguh-sungguh, dengan cara membuat rancangan secara
matang, lakukan dengan sungguh-sungguh dan jangan putus asa jika menemui
kesulitan. Allah berfirman :
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ
مِّنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُوْنَهُ مِنْ اَمْرِاللَّهِ اِنَّ
اللَّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَاِذَآ
اَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُؤءًا فَلاَمَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُوْنِهِ
مِنْ وَّالٍ
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”(QS. Ar
Ra’d/13 : 11).
2. Ulet
Ulet
artinya kuat, tidak mudah putus, tidak rapuh dalam mencapai sita-sita atau
keinginan. Firman Allah :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ
وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ 155 الَّذِيْنَ اِذَا اَصَابَتْهُمْ مُصِيْبَةٌ قَالُوْا
اِنَّا لِلَّهِ وَاِنَّااِلَيْهِ رَىجِعُوْنَ 156 اُلَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاةٌ
مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَاُلَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa
lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk”(QS. Al Baqarah/2 : 155-157).
3. Teliti
Teliti
artinya cermat, seksama dan hati-hati, dalam mengerjakan sesuatu percaya pada
diri sendiri, tidak mudah percaya kepada informasi sebelum melakukan pengecekan
terlebih dahulu, firman Allah :
يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا اِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَاءٍ فَتَبَيَّنُوْا اَنْ تُصِيْبُوْا
قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِيْنَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”(QS Al
Hujurat/49 : 6).
TANGGUNG JAWAB
Pengertian tanggung jawab adalah; (1) beban kewajiban suatu
pekerjaan dan tugas yang harus dipikul sesuai dengan ketentuan, (2) sikap seseorang
dalam bentuk kesediaan untuk mengerjakan kewajiban yang diterimanya. Islam
mengariskan bentu tanggung jawab sebagai berikut :
1. Tanggung jawab terhadap agama
Seorang
disebut muslim jika sudah mengucapkan dua kalimah syahadat dengan realisasi
sebagai berikut :
a. Meyakini kebenaran Islam
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ
اْلاِسْلَامِ دَيْنًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى اْلاَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi” (QS. Ali Imran/3 : 85).
b. Mempelajari agama Islam
وَمَاكَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ
لِيَنْفِرُوْاكَآفَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةً
لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُؤْا
اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu
pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan
di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”(QS. At Taubah/9 : 122).
c. Mengamalkan ajaran Islam
يَاَيُّهَاالَّذِيْنَ
آمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لاَ تَفْعَلُوْنَ 2 كَبُرَ مَكْتًا عَنْدَاللَّهِ اَنْ تَقُوْلُوْا
مَا لاَ تَفْعَلُوْنَ
“Hai
orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu
perbuat?Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang
tiada kamu kerjakan” (QS Ash Shaff/61 : 2-3).
d. Mendakwahkan agama Islam
Dakwah
meruoakan kegiatan mengajak dan membimbing manusia dalam berpikir, bersikap dan
berkehidupan menurut ajaran Allah.
2. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
a. Islam melarang perbuatan merusak diri sendiri sehingga merugikan fisik,
moral dan mental.
وَأَنْفِقُوا فِي
سَبِيلِ اللَّهِ وَلا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan
belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al Baqarah/2 : 195).
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ
أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung” (QS. An Nisa/3 : 104).
b. Islam tidak membenarkan seseorang yang lahiriyahnya baik tapi batinnya
rusak
لا يُكَلِّفُ اللَّهُ
نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا
لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا
إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا
تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا
وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada
kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami;
dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir” (QS. Al Baqarah/2 : 286).
c. Islam menganjurkan kebaahagiaan diri harus diupayakan terlebih dahulu,
baru ke pihak lain dengan tidak meninggalkan tanggung jawab terhadap diri
sendiri.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا
أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At
Tahrim/66 : 6).
d. Menyeimbangkan antara hak diri dan tanggung jawab pada orang lain.
e. Nyawa adalah amanah, karenanya Islam melarang keras membunuh, bunuh diri
dll.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا
فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ
“Barang
siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri
dan barang siapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan
sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba (Nya)” (QS. Fushilat/41
: 46).
3. Tanggung jawab terhadap keluarga
a. Pemenuhan hak pribadi tidak boleh merugikan orang lain, termasuk keluarga.
b. Setiap pribadi yang menjadi bagian dari keluarga, masing-masing memiliki
tanggung jawab yang harus dipenuhi.
c. Tanggung jawab terhadap keluarga, menempati urutan kedua setelah pemenuhan
tanggung jawab pribadi (QS. At Tahrim/66 : 6).
d. Setiap anggota keluarga, mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencapai
keluarga sakinah.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ
بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ
وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki
kepadamu. Dan akibat (baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa” (QS.
Thaahaa/20 : 132).
4. Tanggung jawab terhadap pekerjaan
a. Melakukan pekerjaan dilandasi dengan tanggung jawab, ikhlas dan harus
disenangi.
إِنَّ اللَّهَ
يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ
بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ
بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
“Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat” (QS. An Nisa/4 : 58).
b. Diusahakan hasil pekerjaan mendekati sempurna.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ أُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيمَةُ الأنْعَامِ إِلا مَا
يُتْلَى عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّي الصَّيْدِ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ إِنَّ اللَّهَ
يَحْكُمُ مَا يُرِيدُ
“Hai
orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang
ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah
menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya” (QS. Al
Maidah/5 : 1).
c. Dilarang bermalas-malasan, karena menjadi sumber kemiskinan, dan
kemiskinan menjadi sumber keburukan.
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat
a. Setiap muslim wajib mencegah kemungkaran dan kemaksiatan yang akan merusak
tata nilai dalam kehidupan masyarakat.
“Dari Abu
Said Al Khudriy ra, Rasalullah bersabda : “Barang siapa di antara kalian
melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah dengan tangannya. Apabila tidak
mampu, maka hendaklah diubah dengan lisannya. Apabila tidak mampu, maka
hendaklah dengan hatinya. Namun yang demikian itu termasuk selemah-lemah iman”
(HR. Muslim)
b. Setiap muslim wajib beramar ma’ruf nahi munkar.
وَلا تَهِنُوا فِي
ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا
تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لا يَرْجُونَ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا
حَكِيمًا
“Janganlah
kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita
kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana
kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka
harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. An
Nisa/4 : 104)
c. Setiap muslim harus menyadari kedudukannya sebagai rahmat bagi alam
semesta, dengan demikian di mana kaki berpijak dan melangkah, terasa damai yang
dirasakan pihak lain.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ
إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”
(QS. Al Anbiya/21 : 107).
6. Tanggung jawab terhadap bangsa dan negara
a. Menegakkan keadilan dan kebenaran di tanah air tercinta sebagai panggilan
agama.
b. Mencintai bangsa dan negara serta menaati peraturan pemimpin menjadi
kewajiban yang harus dilakukan, asal ketaatan tersebut masih sesuai dengan
tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ
كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ
تَأْوِيلا
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An Nisa/4 : 59).
c. Ikut serta membela, mempertahankan keutuhan negara.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعًا
“Hai
orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan
pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama” (QS. An
Nisa/4 71).
d. Berperan serta mengisi pembangunan di segala bidang.
Sumber : PAI dan Budi Pekerti Kelas XII Erlangga (H. Abd Rahman dkk).
EVALUASI
Pilihlah jawab yang tepat
1. Melakukan kegiatan atau aktifitas yang dikerjakan secara sungguh-sungguh
tanpa mengenal lelah atau tidak akan berhenti sebelum target tercapai, disebut
......
a. Mawas diri c. Kerja nyata e. Produktivitas
b. Kerja keras d. Kerja cerdas
2. Bentuk sikap kerja yang sungguh-sungguh dapat dilakukan dalam segala aspek
kehidupan. Berikut ini yang bukan merupakan contoh kerja keras adalah ......
a. Datang ke sekolah sebelum waktu masuk
b. Bekerja terus-menerus sampai lupa waktu
c. Tidak pernah meninggalkan pelajaran tanpa alasan
d. Menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab
e. Selalu berdoa kepada Allah agar diberi kemudahan
3. Pernyataan di bawah ini bukan merupakan sikap tekun dalam bekerja adalah
......
a. Bersungguh-sungguh dalam setiap aktivitas yang dilakukan
b. Buat perencanaan yang matang ketika memulai pekerjaan
c. Kembangkan prinsip menghalalkan segala cara dalam bekerja
d. Jangan cepat putus asa dalam bekerja ketika menemui kesulitan
e. Serahkan semua hasil pekerjaan yang dilakukan hanya kepada Allah
4. Hidup itu dialektika atas susah-senang dan sedih-gembira. Tidak mudah
putus asa dalam mencapai cita-cita atau keinginan disebut sikap ......
a. Kritis b. Dinamis c. Cermat d. Etos e. Ulet
5. Yang merupakan ciri-ciri seseorang memiliki sikap kerja keras adalah
......
a. Hak dan ulet c. Hak dan kewajiban e. Ulet dan
kewajiban
b. Hak dan tekun d. Ulet dan tekun
6. Sikap seseorang dalam bentuk kesediaan dan kemauan untuk menyelesaikan
kewajiban yang diterimanya, merupakan pengertian dari ....
a. Tegas c. Kewajiban e. Keikhlasan yang kuat
b. Teladan d. Tanggung jawab
7. Beragama yang benar harus menjadi tekad setiap muslim. Meyakini kebenaran
ajaran Islam merupakan bentuk tanggung jawab terhadap ......
a. Agama b. Keluarga c. Masyarakat d.
Pekerjaan e.
Negara
8. Salah satu bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri adalah tidak
merusak diri sendiri. Yang merupakan bentuk tanggung jawab terhadap diri
sendiri adalah ......
a. Menyontek ketika ulangan d. Tidak mau berobat ketika sakit
b. Malas belajar ketika akan ujian e. Selalu begadang setiap malam
c. Mejaga kesehatan dengan olah raga
9. Hak dan kewajiban merupakan dua rangkaian kata yang terkait dengan
tanggung jawab, yang dimaksud dengan kewajiban adalah ......
a. Perilaku dalam kehidupan sehari-hari
b. Berkata santun kepada orang lebih tua
c. Hak yang harus ditunaikan oleh seseorang
d. Memuliakan dan menghargai seseorang
e. Ketaatan atas sesuatu yang diyakininya
10. Seseorang yang sudah bekerja keras dalm hidupnya merupakan orang yang
sudah memiliki tanggung jawab, karena tanggung jawab merupakan ......
a. Beban kewajiban suatu pekerjaan yang harus diselesaikan
b. Hal yang sangat terkait dengan bagian dari kepribadian manusia
c. Contoh dari perilaku yang mampu menghasilkan prodiktivitas kerja
d. Bagian dari perilaku yang harus dimiliki seseorang yang masih muda
e. Alasan dari setiap manusia untuk mendapatkan yang terbaik.
Tugas
Tuliskan tiga alasan mengapa manusia harus bekerja keras!