-->

Iman Kepada Kitab Allah (Materi Kelas 11)



AL QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP


Gambar diambil dari : Republika

Membuka Relung Kalbu

Sejak Nabi Adam as. sampai Nabi Muhammad saw., para rasul datang untuk menyampaikan ajaran Allah Swt. kepada umat-Nya. Sebagai manusia biasa, para rasul juga pasti akan menemui ajalnya, yaitu meninggal dunia. Sepeninggal rasul-rasul itu,
kehidupan umat manusia mengalami pergeseran dan ada yang mulai
meninggalkan ajarannya. Saat itulah kehidupan mulai kacau karena tanpa pedoman sebagaimana telah dibawa oleh rasul. Dengan diturunkannya kitab suci, umat manusia kembali memiliki pedoman hidup.

Al-Qur’ān adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan oleh Allah Swt. Melalui Malaikat Jibril secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Al-Qur’ān merupakan kitab suci terakhir yang diwahyukan dan merupakan penyempurna kitabkitab sebelumnya. Isi kitab suci al-Qur’ān mencakup seluruh inti wahyu yang telah diturunkan kepada para nabi dan rasul sebelumnya. Al-Qur’ān adalah mukjizat Nabi Muhammad saw. yang terbesar dan abadi di antara mukjizat-mukjizat lainnya. Oleh karena itu, al-Qur’ān idealnya menjadi pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi kehidupan seluruh umat manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Rasulullah saw. menegaskan bahwa manusia tidak tersesat dalam menjalani hidupnya selama berpegang teguh pada al-Qur’ān dan hadis :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ مَا اِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْااَبَدًا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Kutinggalkan untukmu dua perkara (pusaka), kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu (al-Qur’ān) dan sunnah rasul-Nya.” (H.R. Hakim)

Mengkritisi Sekitar Kita Dalam hadis yang bersumber dari Hudzaifah bin Yaman, Rasulullah saw. meramalkan kelak pada suatu masa akan terjadi perpecahan dan perselisihan sepeninggal beliau. Hudzaifah berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, apa yang paduka perintahkan kepadaku jika aku menjumpai hal itu? Beliau menjawab, “Pelajarilah kitab Allah dan amalkan, karena itu solusinya.” Lalu aku
mengulang pertanyaan itu 3x, dan Rasul juga menjawab 3x: “Pelajarilah kitab Allah dan
amalkanlah, karena itu kunci keselamatan.”

Kritisi perilaku berikut ini, kemudian berikan tanggapanmu dengan beberapa sudut pandang (contoh dari sisi agama, sosial, budaya, dan sebagainya)!
1.     Pada bulan suci Ramaan, hampir di seluruh masjid dan mualla terdengar suara lantunan al-Qur’n, tidak terkecuali di rumah-rumah orang Islam. Sungguh pengalaman yang sangat menakjubkan. Akan tetapi, setelah selesai Ramadhan, selesai pula tradisi tersebut. Mengapa, ya? Padahal Rasulullah saw. menegaskan bahwa: “Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar al-Qur’n dan mengamalkannya.”
2.     Dalam kehidupan sehari-hari masih kita rasakan banyaknya problem kehidupan yang sulit diatasi. Berbagai macam penyakit timbul seolah-olah tanpa diketahui cara pengobatannya. Bencana yang terjadi tidak disangka-sangka, tawuran antar warga, tawuran antarpelajar, dan lain sebagainya. Semua itu merupakan dampak perilaku manusia yang sudah meninggalkan al-Qur’n. Mengapa hal ini terjadi?
3.     Perlu disadari, bahwa membaca dan mempelajari al-Qur’n akan meminimalisir kegelisahan batin, bahkan gangguan jiwa yang erat kaitannya dengan penyakit jasmani. Memperbanyak membaca dan mempelajari al-Qur’n akan meningkatkan kewaspadaan diri dan termotivasi untuk selalu taat kepada Allah Swt. Dan rasulNya. Dengan banyak mengkaji dan mengamalkan isi al-Qur’n, kehidupan akan menjadi aman, tenteram, damai, sejahtera, selamat dunia dan akhirat serta mendapat riā Allah swt. Betulkah demikian adanya?

A.      Pentingnya Mengimani Kitab-kitab Allah
Iman kepada kitab Allah Swt. artinya meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Di dalam al-Qur’ān disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah Swt. yang diturunkan kepada para nabi-Nya, yaitu; Taurāt diturunkan kepada Nabi Musa as., Zabūr kepada Nabi Daud as., Injil kepada Nabi Isa as., dan al-Qur’ān kepada Nabi Muhammad saw. Firman Allah Swt.:
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’ān) kepadamu (Muhammad)dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau
mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu...” (Q.S. al-Māidah/5: 48)

Kitab-kitab yang dimaksud pada ayat di atas adalah kitab yang berisi peraturan, ketentuan, perintah, dan larangan yang dijadikan pedoman bagi umat manusia. Kitab-kitab Allah Swt. tersebut diturunkan pada masa yang berlainan. Semua kitab tersebut berisi ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran meng-esa-kan Allah (tauhid). Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.

B.       Pengertian Kitab dan uuf
Kitab dan uuf merupakan wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para rasul untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Perbedaan antara kitab dan uuf bisa dilihat pada tabel berikut.

Suhuf
Kitab
Wahyu Allah yang disampaikan kepada para Rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah.
Wahyu Allah yang disampaikan kepada para Rasul, sudah berbentuk buku/kitab.
Isi suhuf sangat simpel.
Isi kitab lebih lengkap.

Di dalam al-Qur’ān disebutkan adanya uuf yang dimiliki Nabi Musa as. Dan Nabi Ibrahim as. Perhatikan frman Allah Swt. berikut ini:
إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الأولَى. صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى
“Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) uuf-uuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa.” (Q.S. al-A’lā/87: 19)

C.      Kitab-Kitab Allah Swt. dan Para Penerimanya
1.     Kitab Taurat
Kata taurat berasal dari bahasa Ibrani (thora: instruksi). Kitab Taurāt adalah salah satu kitab suci yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa as. Untuk menjadi petunjuk dan bimbingan baginya dan bagi Bani Israil. Firman Allah Swt:
وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ أَلا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيْلاً
“Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurāt) dan Kami jadikannya petunjuk bagi Bani Israil (dengan frman), “Janganlah kamu mengambil (pelindung) selain Aku.” (Q.S. al-Isrā’/17: 2)

Taurāt merupakan salah satu dari tiga komponen (Thora, Nabin, dan Khetubin) yang
terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia (al-Kitab), yang belakangan oleh orang-orang Kristen disebut Old Testament (Perjanjian Lama).

Isi pokok Kitab Taurāt dikenal dengan Sepuluh Hukum (Ten Commandements) atau
Sepuluh Firman yang diterima Nabi Musa as. di atas Bukit Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi asas-asas keyakinan (akidah) dan asas-asas kebaktian (syari'ah), seperti berikut :
a.     Hormati dan cintai Allah satu saja,
b.     Sebutkan nama Allah dengan hormat,
c.      Kuduskan hari Tuhan (hari ke-7 atau hari Sabtu),
d.     Hormati ibu bapakmu,
e.     Jangan membunuh,
f.      Jangan berbuat cabul,
g.     Jangan mencuri,
h.     Jangan berdusta,
i.       Jangan ingin berbuat cabul,
j.       Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal.

2.     Kitab Zabur
Kata zabur (bentuk jamaknya zubūr) berasal dari zabara-yazburu-zabr yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabūr dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmūr (jamaknya mazāmir), dan dalam bahasa Ibrani disebut mizmar, yaitu nyanyian rohani yang dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya Mazmūr, yaitu salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum al-Qur’ān (selain Taurāt dan Injil ).

Dalam bahasa Ibrani, istilah zabur berasal dari kata zimra, yang berarti “lagu atau musik”, zamir (lagu) dan mizmor (mazmur), merupakan pengembangan dari kata zamar, artinya “nyanyi, nyanyian pujian”. Zabūr adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud as. Ayat yang menegaskan keberadaan Kitab Zabūr antara lain:
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُدَ زَبُورًا
“Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabūr kepada Daud.” (Q.S. an-Nisā'/4: 163)

Kitab Zabūr berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150 surah dalam Kitab Zabūr yang tidak mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi nasihat-nasihat, hikmah, pujian, dan sanjungan kepada Allah Swt.

Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as. dalam Kitab Zabūr terdiri atas lima macam:
a.     nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi),
b.     nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,
c.      ratapan-ratapan jamaah,
d.     ratapan dan doa individu, dan
e.     nyanyian untuk raja.

Nyanyian pujian dalam Kitab Zabūr (Mazmur: 146) antara lain:
a.     Besarkanlah olehmu akan Tuhan hai jiwaku, pujilah Tuhan.
b.     Maka aku akan memuji Tuhan. seumur hidupku, dan aku akan nyanyi pujian-pujian kepada Tuhanku selama aku ada.
c.      Janganlah kamu percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai pertolongan.
d.     Maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya upayanya.
e.     Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’qub sebagai penolongnya dan yang menaruh harap kepada Tuhan.
f.      Yang menjadikan langit, bumi dan laut serta segala isinya, dan yang menaruh setia sampai selamanya.
g.     Yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan orang yang lapar. Bahwa Tuhan membuka rantai orang yang terpenjara.

3.     Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar manusia meng-esa-kan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Ada pula penjelasan, bahwa di dalam Kitab Injil terdapat keterangan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir dan penutup para
nabi dan rasul, yaitu bernama Ahmad atau Muhammad saw.

Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. Kitab Injil sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’ān, bahwa Isa as. untuk mengajarkan tauhid kepada umatnya atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Penjelasan ini tertulis dalam Q.S. al-adid /57: 27.

“Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan (pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Iniil kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya....” (Q.S. al-adid/57: 27).

Hanya saja Injil pun senasib dengan Taurāt , yakni sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Injil yang sekarang memuat tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidupnya Nabi Isa as. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Yohana). Mereka adalah bukan dari orang-orang yang dekat dengan masa hidupnya Nabi Isa as. Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil versi Barnaba. Isi dari Injil Barnaba ini sangat berbeda dengn isi Kitab Injil empat macam yang tersebut di atas.

4.     Kitab Al Qur’an
Al-Qur’ān diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. Melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’ān diturunkan tidak sekaligus, melainkan secara berangsurangsur. Waktu turun al-Qur’ān selama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf.

Wahyu pertama adalah surah al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramaan tahun 610 M. di Gua Hira, ketika Nabi Muhammad saw. sedang ber-khalwat. Dengan diterimanya wahyu pertama ini, Nabi Muhammad saw. diangkat sebagai Rasul, yaitu manusia pilihan Allah Swt. yang diberi wahyu untuk disampaikan kepada umatnya. Mulai saat itu, Rasulullah saw. diberi tugas oleh Allah Swt. untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia.

Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S. al-Māidah ayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal 9 ulhijjah tahun 10 Hijriyah di Padang Arafah, ketika itu beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan). Beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat.

Al-Qur’ān yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Menghapus sebagian syariat yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan tuntunan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Qur’ān merupakan kitab suci terlengkap dan berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman. Oleh karena itu, sebagai muslim, kita tidak perlu meragukannya sama sekali. Firman Allah Swt.:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
“Kitab (al-Qur’ān) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah/2: 2)

5.     Nama-Nama Lain al-Qur’ān
Nama-nama lain dari al-Qur’ān, yaitu:
a.     Al-Hudā, artinya al-Qur’ān sebagai petunjuk seluruh umat manusia.
b.     Al-Furqān, artinya al-Qur’ān sebagai pembeda antara yang baik dan buruk.
c.      Asy-Syifā', artinya al-Qur’ān sebagai penawar (obat penenang hati).
d.     Aż-Żikr, artinya al-Qur’ān sebagai peringatan adanya ancaman dan balasan.
e.     Al-Kitāb, artinya al-Qur’ān adalah frman Allah Swt. yang dibukukan.

6.     Isi al-Qur’ān
Adapun isi pokok al-Qur’ān adalah seperti berikut.
a.     Aqidah atau keimanan.
b.     'Ibādah, baik 'ibādah maḥḍah maupun gairu maḥḍah.
c.      Akhlaq seorang hamba kepada Khāliq, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya.
d.     Mu’āmalah, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia.
e.     Qiṡṡah, yaitu cerita nabi dan rasul, orang-orang saleh, dan orang-orang yang ingkar.
f.      Semangat mengembangkan ilmu pengetahuan.

7.     Keistimewaan al-Qur’ān
Kita sebagai umat Islam wajib mengimani dan mempercayai isi al-Qur’ān karena al-Qur’ān merupakan pedoman hidup umat manusia, terlebih lagi pedoman hidup umat Islam. Apabila kita tidak mengimani dan mengamalkannya, kita termasuk orang-orang yang ingkar (kafr).

Cara mengamalkan isi al-Qur’ān adalah dengan mempelajari cara belajar membaca (mengaji) baik melalui iqra’, qiraati, atau yang lainnya. Kemudian, mempelajari artinya, menganalisis isinya, dan langsung mengamalkannya.

Adapun keistimewaan kitab suci al-Qur’ān adalah sebagai berikut.
a.     Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa
b.     Sebagai informasi kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan caranya masing-masing dalam menyembah Allah Swt.
c.      Al-Qur’ān sebagai kitab suci terakhir dan terjamin keasliannya.
d.     Al-Qur’ān tidak dapat tertandingi oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya.
e.     Membaca dan mempelajari isi al-Qur’ān merupakan ibadah.

Menerapkan Perilaku Mulia

Bagi orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt., ia akan melakukan perilaku mulia sebagai berikut.
1.      Meyakini bahwa kitab-kitab suci sebelum al-Qur’ān datang dari Allah Swt., tetapi akhirnya tidak murni lagi sebab dicampuradukkan dengan ide-ide manusia di zamannya.
2.      Al-Qur’ān sudah dijaga kemurniannya oleh Allah Swt. sampai sekarang. Umat Islam juga sebagai penjaganya. Menjaga kemurnian al-Qur’ān adalah tugas kita sebagai muslim. Salah satu cara menjaga al-Qur’ān adalah dengan berusaha menghormati, memuliakan, dan menjunjung tinggi kitab suci alQur’ān.
3.      Menjadikan al-Qur’ān sebagai petunjuk dan pedoman hidup, dan tidak sekalikali berpedoman kepada selain al-Qur’ān.
4.      Berusaha untuk membaca al-Qur’ān dalam segala kesempatan di kala suka maupun duka, kemudian belajar memahami arti dan isinya.
5.      Berusaha untuk mengamalkan isi al-Qur’ān di dalam kehidupan sehari-hari, baik di waktu sempit maupun di waktu lapang.
Disalin dari Buku PAI dan Budi Pekerti Kemdikbud.


Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel