Menghidupkan Nurani dengan Berpikir Kritis (Materi Kelas XII)
Menghidupkan Nurani
dengan Berpikir Kritis
A. Mengkritisi
Sekitar Kita
Perhatikan
realitas kehidupan dan fenomena alam berikut!
1. Nyamuk yang diciptakan dengan sayap dan bisa
terbang ternyata justru menjadi makanan cicak dan katak yang tidak dapat terbang.
Apa makna dari penciptaan tersebut menurut pendapatmu?
2. Di samping makhluk-makhluk berbadan besar
seperti gajah dan semisalnya, Allah
Swt. juga menciptakan makhluk yang super kecil, bahkan yang tidak terlihat mata. Berangkat dari keyakinan bahwa semua makhluk yang diciptakan Allah Swt. pasti ada manfaatnya, telusuri di berbagai sumber untuk menemukan manfaat makhluk-makhluk mikro tersebut bagi kehidupan manusia!
Swt. juga menciptakan makhluk yang super kecil, bahkan yang tidak terlihat mata. Berangkat dari keyakinan bahwa semua makhluk yang diciptakan Allah Swt. pasti ada manfaatnya, telusuri di berbagai sumber untuk menemukan manfaat makhluk-makhluk mikro tersebut bagi kehidupan manusia!
3. Petir ada yang berpendapat sebagai alat untuk
melempar setan, sedangkan dalam pandangan ilmu pengetahuan, hal itu terjadi
karena adanya gesekan arus listrik. Dengan keyakinan bahwa kebenaran ilmiah
akan selalu sejalan dengan kebenaran al-Qur’an.
Bagaimana memadukan kedua konsep tersebut?
Coba
kalian diskusikan dengan kelompokmu atau teman-temanmu untuk mencari
jawaban ilmiahnya!
jawaban ilmiahnya!
B.
Menganalisis dan Mengevaluasi
Makna Q.S. Ali-Imran/3:190-191 serta Hadis tentang Berfkir Kritis
Berpikir kritis didefnisikan
beragam oleh para pakar. Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah
proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi
informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang
memandu keyakinan dan tindakan”.
Berangkat dari defnisi di atas,
sikap dan tindakan yang mencerminkan berpikir kritis terhadap ayat-ayat Allah
Swt. (informasi Ilahi) adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber,
menganalisis, dan merenungi kandungannya. Kemudian menindaklanjuti dengan sikap
dan tindakan positif.
1.
Baca dengan Tartil Ayat al-Qur’an dan
Terjemahannya yang Mengandung Perintah Berpikir Kritis.
Salah satu mukjizat al-Qur’an adalah
banyaknya ayat yang memuat informasi terkait dengan penciptaan alam dan
menantang para pembacanya untuk merenungkan informasi Ilahi tersebut. Di antara
ayat yang dimaksud adalah frman Allah Swt. dalam Q.S. Ali 'Imran/3:190-191 berikut
ini.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ
قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah Swt.) bagi orangorang yang berakal, yaitu orang-orang yang
senantiasa mengingat Allah Swt. dalam keadaan berdiri, duduk, dan
berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya
Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka”
2.
Penerapan Tajwid
Kalimat
|
Hukum Bacaan
|
Alasan
|
خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
|
Alif lam syamsiyah
|
Alif lam diikuti huruf sin
|
وَالأرْضِ
|
Ilif lam qamariyah
|
Alif lam diikuti huruf hamzah
|
قِيَامًا وَقُعُودًا
|
Idgham bigunnah
|
Tanwin diikuti huruf wau
|
جُنُوبِهِمْ
|
Mad thabii
|
Dhamah diikuti wau
|
خَلَقْتَ
|
Qalqalah sugra
|
Qaf sukun di tengah kata
|
عَذَابَ النَّارِ
|
Mad arid lissukun
|
Mad thabii diikuti huruf yang disukunkan
|
3.
Kosakata Baru
Kalimat
|
Arti
|
Kalimat
|
Arti
|
إِنَّ
|
Sesungguhnya
|
وَقُعُودًا
|
Duduk
|
فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
|
Dalam penciptaan langit
|
جُنُوبِهِمْ
|
Berbaring
|
وَالأرْضِ
|
Dan bumi
|
وَيَتَفَكَّرُونَ
|
Dan memikirkan
|
وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ
|
Dan pergantian malam
|
مَا خَلَقْتَ
|
Tidak engkau cipetakan
|
وَالنَّهَارِ
|
Dan siang
|
هَذَا
|
Semua ini
|
لآيَاتٍ
|
Tanda-tanda
|
بَاطِلا
|
Sia-sia
|
4.
Asbabun Nuzul
At-Tabari dan Ibnu
Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abas r.a.,bahwa orang-orang Quraisy mendatangi
kaumYahudi dan bertanya,”Bukti-bukti kebenaran apakah yang dibawa Musa
kepadamu?” Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang
memandangnya”.
Kemudian, mereka
mendatangi kaum Nasrani dan menanyakan, “Bagaimana halnya dengan Isa?” Dijawab,
“Isa menyembuhkan mata yang buta sejak lahir dan penyakit sopak serta
menghidupkan orang yang sudah mati.” Selanjutnya, mereka mendatangi Rasulullah
saw. dan berkata, “Mintalah dari Tuhanmu agar bukit safa itu jadi emas untuk
kami.” Maka Nabi berdoa, dan turunlah ayat ini (Q.S. Ali 'Imran/3:190-191),
mengajak mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang
menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan, dan matahari serta
peredarannya, laut, gununggunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, dan
sebagainya.
5.
Tafsir dan Penjelasan Ayat
Diriwayatkan dari
Aisyah bahwa Rasulullah saw. minta izin untuk beribadah pada suatu malam,
kemudian bangunlah dan berwudu lalu salat. Saat salat, beliau menangis karena
merenungkan ayat yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji Allah Swt.
dan kembali menangis lagi hingga air matanya membasahi tanah.
Setelah Bilal
datang untuk azan subuh dan melihat Nabi saw. menangis ia bertanya, “Wahai
Rasulullah saw., mengapa Anda menangis, padahal Allah Swt. telah mengampuni
dosa-dosa Anda baik yang terdahulu maupun yang akan datang?” Nabi menjawab,
“Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah Swt.?” dan
bagaimana aku tidak menangis, pada malam ini Allah Swt. telah menurunkan ayat
kepadaku. Kemudian, beliau berkata, “alangkah ruginya dan celakanya orang-orang
yang membaca ayat ini tetapi tidak merenungi kandungannya.”
Memikirkan
terciptanya siang dan malam serta silih bergantinya secara teratur,
menghasilkan perhitungan waktu bagi kehidupan manusia. Semua itu menjadi tanda
kebesaran Allah Swt. bagi orang-orang yang berakal sehat. Selanjutnya, mereka
akan berkesimpulan bahwa tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang sia-sia, karena
semua ciptaan-Nya adalah inspirasi bagi orang yang berakal.
Pada ayat 191 Allah
Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan
sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda kebesaran
Allah Swt. di alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt. dalam segala keadaan, baik
waktu berdiri, duduk, maupun berbaring. Setiap waktunya diisi untuk memikirkan
keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang menggambarkan
kesempurnaan-Nya.
Penciptaan langit
dan bumi serta pergantian siang dan malam benar-benar merupakan masalah yang
sangat rumit dan kompleks, yang terus-menerus menjadi lahan penelitian manusia,
sejak awal lahirnya peradaban. Banyak ayat yang menginspirasi dan memotivasi
manusia untuk meneliti alam raya ini, di antaranya adalah Q.S. al-A’raf/7:54,
yang menyebutkan bahwa penciptaan langit itu
fi sittati ayyam (dalam enam masa).
Terkait dengan
penciptaan langit dalam enam masa ini, banyak para ilmuwan yang terinspirasi
untuk membuktikan dalam penelitian-penelitian mereka. Salah satunya adalah Dr. Ahmad Marconi, dalam
bukunya Bagaimana Alam Semesta Diciptakan, Pendekatan al-Qurān dan Sains
Modern (tahun 2003), sebagai berikut: kata ayyam adalah bentuk jamak
dari kata yaum. Kata yaum dalam arti sehari-hari dipakai untuk
menunjukkan terangnya siang, ditafsirkan sebagai “masa”. “Ayyam” dapat
diartikan “beberapa hari”, bahkan dapat berarti “waktu yang lama”. Abdullah
Yusuf Ali, dalam The Holy Qur’an, Translation and Commentary, 1934,
menyetarakan kata ayyam dengan “age” atau “eon” (Inggris).
Sementara Abu Suud menafsirkan kata ayyam dengan “peristiwa” atau
“naubat”. Kemudian diterjemahkan juga menjadi “tahap”, atau periode atau masa.
Dengan demikian, kata sittati ayyam dalam ayat di atas berarti “enam
masa”.
Secara ringkas,
penjelasan “enam masa” dari Dr. Marconi adalah sebagai berikut: Masa Pertama,
sejak peristiwa Dentuman Besar (Big Bang) sampai terpisahnya Gaya Gravitasi
dari Gaya Tunggal (Superforce). Masa Kedua, masa terbentuknya
inflasi jagad raya, namun belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic
Soup (Sup Kosmos). Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di
Jagad Raya ini. Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk. Masa
Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan radiasi,
dan jagad raya terus mengembang. Masa Keenam, jagad raya terus
mengembang, hingga terbentuknya planet-planet.
Demikian juga
dengan silih bergantinya siang dan malam merupakan fenomena yang sangat
kompleks. Fenomena ini melibatkan rotasi bumi, sambil mengelilingi matahari
dengan sumbu bumi miring. Dalam fenomena fsika, bumi berkitar (precession)
mengelilingi matahari. Gerakan miring tersebut memberi dampak musim yang
berbeda. Selain itu, rotasi bumi distabilkan oleh bulan yang mengelilingi bumi.
Subhanallah. Semua saling terkait.
Kompleksnya fenomena penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam
dan siang, tidak akan dapat dipahami dan diungkap rahasianya kecuali oleh para
ilmuwan yang tekun, tawadhu’, dan cerdas. Mereka itulah para “ulul albab”
yang dimaksud dalam ayat di atas.
Jadi, berpikir
kritis dalam beberapa ayat tersebut adalah memikirkan dan melakukan tadabbur
semua ciptaan Allah Swt. Dengan demikian, kita sadar betapa Allah Swt.
adalah Tuhan Pencipta Yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi Penyayang, dan
mengantarkan kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur. Hamba yang bersyukur
selalu beribadah (ritual dan sosial) dengan ikhlas.
C. Menyajikan
Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal (Ulil Albab)
sesuai Pesan Q.S. Āli-Imrān/3: 190-191
Defnisi
tentang berpikir kritis disampaikan oleh Mustaji. Ia memberikan defnisi bahwa
berpikir kristis adalah “berpikir secara beralasan dan reflektif dengan
menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan”. Contohnya adalah kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan
“membuat ramalan”, yaitu membuat prediksi tentang suatu masalah. Seperti
memperkirakan apa yang akan terjadi besok berdasarkan analisis terhadap kondisi
yang ada pada hari ini.
Dalam
Islam, masa depan yang dimaksud bukan sekedar masa depan di dunia, tetapi lebih
jauh dari itu, yaitu di akhirat. Orang yang dipandang cerdas oleh Nabi adalah
orang yang pikirannya jauh ke masa depan di akhirat. Maksudnya, jika kita sudah
mengetahui bahwa kebaikan dan keburukan akan menentukan nasib kita di akhirat,
maka dalam setiap perbuatan kita harus ada pertimbangan akal sehat. Jangan
dilakukan perbuatan yang akan menempatkan kita di posisi yang rendah di
akhirat. “Berpikir sebelum bertindak”, itulah motto yang harus menjadi acuan
orang “cerdas”. Pelajari baik-baik sabda Rasulullah saw. berikut ini :
عَنْ أَبِيْ يَعْلَى شَدَادِابْنِ أَوْسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : أَلْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا
بَعْدَالْمَوْتِ وَالْعَاجِرُ مَنْ اَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّ عَلَى
اللهِ
Dari Abu
Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Orang
yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal
untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang
selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah Swt. dengan
harapan kosong”. (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan).
Dalam
hadis ini Rasulullah saw. menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas
adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu
hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu saja,
hal itu sangat dipengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan
kedua, yaitu akhirat. Orang yang tidak meyakini adanya hari pembalasan, tentu
tidak akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal apa pun. Jika
indikasi “cerdas” dalam pandangan Rasulullah saw. adalah jauhnya orientasi dan
visi ke depan (akhirat), maka
pandangan-pandangan yang hanya terbatas pada dunia, menjadi pertanda tindakan “bodoh” atau “jahil” (Arab, kebodohan=jahiliyah). Bangsa Arab pra Islam dikatakan jahiliyah bukan karena tidak dapat baca tulis, tetapi karena kelakuannya menyiratkan kebodohan, yaitu menyembah berhala dan melakukan kejahatan-kejahatan. Orang “bodoh” tidak pernah takut melakukan korupsi, menipu, dan kezaliman lainnya, asalkan dapat selamat dari jerat hukum di pengadilan dunia.
pandangan-pandangan yang hanya terbatas pada dunia, menjadi pertanda tindakan “bodoh” atau “jahil” (Arab, kebodohan=jahiliyah). Bangsa Arab pra Islam dikatakan jahiliyah bukan karena tidak dapat baca tulis, tetapi karena kelakuannya menyiratkan kebodohan, yaitu menyembah berhala dan melakukan kejahatan-kejahatan. Orang “bodoh” tidak pernah takut melakukan korupsi, menipu, dan kezaliman lainnya, asalkan dapat selamat dari jerat hukum di pengadilan dunia.
Jadi,
kemaksiatan adalah tindakan “bodoh” karena hanya memperhitungkan pengadilan
dunia yang mudah direkayasa, sedangkan pengadilan Allah Swt. di akhirat yang
tidak ada tawar-menawar malah ”diabaikan”. Orang-orang tersebut dalam hadis di
atas dikatakan sebagai orang “lemah”, karena tidak mampu melawan nafsunya
sendiri. Dengan demikian, orang-orang yang suka bertindak bodoh adalah
orang-orang lemah.
Orang yang
cerdas juga mengetahui bahwa kematian dapat datang kapan saja tanpa diduga.
Oleh karena itu, ia akan selalu bersegera melakukan kebaikan (amal saleh) tanpa
menunda. Rasulullah saw. bersabda:
وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : بَادِرُوْا بِالْاَعْمَالِ سَبْعًا هَلْ تَنْتَظِرُوْنَ
اِلاَّ فَقْرًا مُنْسِيَّا . اَوْغِنًى مُطْغِيًا اَو مَرَضًا مُفْسِدًا
اَوْهَرَمًا مُفَنَّدًا اَومَوْتًا مُجْهِزًا اَوِالدَّجَّالَ فَشَرُّ غَائِبٍ
يُنْتَظَرُ اَوِالسَّاعَةَ وَالسَّاعَةُ اَدهَى وَاَمَرُّ؟
Dan dari
Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:“Bersegeralah
kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu: Apa yang kalian tunggu
selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit
yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau
Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah
kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya serta yang
terpahit dideritanya?” (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis hasan).
Dalam
hadis di atas, Rasulullah saw. mengingatkan kita supaya bersegera dan tidak
menunda-nunda untuk beramal salih. Rasulullah saw. Menyebut tujuh macam
peristiwa yang buruk untuk menyadarkan kita semua. Pertama, kemiskinan
yang membuat kita menjadi lalai kepada Allah Swt. karena sibuk mencari
penghidupan (harta). Kedua, kekayaan yang membuat kita menjadi sombong
karena menganggap semua kekayaan itu karena kehebatan kita. Ketiga,
sakit yang dapat membuat ketampanan dan kecantikan kita pudar, atau bahkan
cacat. Keempat, masa tua yang membuat kita menjadi lemah atau tak
berdaya. Kelima, kematian yang cepat karena usia/umur yang dimilikinya tidak
memberi manfaat. Keenam, datangnya dajjal yang dikatakan sebagai makhluk
terburuk karena menjadi ftnah bagi manusia. Ketujuh, hari kiamat, bencana
terdahsyat bagi orang yang mengalaminya.
Jadi,
berpikir kritis dalam pandangan Rasulullah saw. dalam dua hadis di atas adalah
mengumpulkan bekal amal salih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian
(akhirat), karena “dunia tempat menanam dan akhirat memetik hasil (panen)”.
Oleh karena itu, jika kita ingin memetik hasil di akhirat, jangan lupa bercocok
tanam di dunia ini dengan benih-benih yang unggul, yaitu amal salih.
Dengan
amal salih insya Allah kita akan memperoleh hidup yang baik di dunia dan
memperoleh sukses di akhirat. Gambaran sukses di akhirat adalah; Pertemuan
dengan Rabbul ‘Izzati, mendapatkan ampunan akan kesalahan, terbebas dari
api neraka, dan tinggal di surga dengan segala keindahannya. Tentunya ini semua
akan diperoleh dengan keridhaan Allah Swt. Dan kebiasaan efektif serta berpikir
strategis dari tujuan akhir yang kita inginkan. Orang menyebut dengan istilah
berpikir besar, mulai dari yang kecil dan aksi sekarang juga, dan ini semua
hanya dimiliki oleh orang-orang yang berakal (ulil albab).
Laut Dua Warna
Allah Swt.
berfrman: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian
bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masingmasing. Maka
nikmat Allah Swt. manakah yang kamu dustakan. Dari keduanya keluar mutiara dan
marjan.” (Q.S ar-Rahman/55:19-22). “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang
mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit;
dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S. al-Furqan/25:53).
Sejumlah
ahli menemukan laut dua warna yang tak pernah bercampur yang terletak di selat
Gibraltar. Inilah yang menghubungkan lautan Mediterania dan samudera Atlantik. Hebatnya
lagi, kedua laut itu dibatasi oleh dinding pemisah. Bukan dalam bentuk dinding
tebal, pembatasnya adalah air laut itu sendiri. Dengan adanya pemisah ini,
setiap lautan memelihara karakteristiknya sehingga sesuai dengan makhluk hidup
(ekosistem) yang tinggal di lingkungan itu. Namun mereka masih mempertanyakan,
mengapa tidak dapat bercampur?
Pertanyaan
itu baru terjawab pada tahun 1942M/1361H. Hal ini terjawab melalui studi yang
mendalam menyingkap adanya lapisan-lapisan air pembatas yang memisahkan antara
lautan-lautan yang berbeda-beda. Selain itu, juga berfungsi memelihara
karakteristik khas setiap lautan dalam hal kadar berat jenis, kadar garam,
biota laut, suhu, dan kemampuan melarutkan oksigen.
Kemudian,
semakin banyak fakta-fakta yang menakjubkan terungkap, sehingga Professor
Shroeder, ahli kelautan dari Jerman mengungkapkan kekagumannya akan kebenaran al-Qur’an.
Dimana al-Qur’an yang diturunkan 14 abad yang lalu telah berbicara
mengenai hal tersebut. Subhanallah.
D.
Manfaat Berpikir Kritis
Adapun manfaat
berfkir kritis di antaranya adalah sebagai berikut.
1.
Dapat menangkap makna dan
hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.
2.
Dapat mengoptimalkan
pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia.
3.
Dapat mengambil inspirasi dari
semua ciptaan Allah Swt. Dalam mengembangkan IPTEK.
4.
Menemukan jawaban dari misteri
penciptaan alam (melalui penelitian).
5.
Mengantisipasi terjadinya
bahaya, dengan memahami gejala dan fenomena alam.
6.
Semakin bersyukur kepada Allah
Swt. atas anugerah akal dan fasilitas lain, baik yang berada di dalam tubuh
kita maupun yang ada di alam semesta.
7.
Semakin bertambah keyakinan
tentang adanya hari pembalasan.
8.
Semakin termotivasi untuk
menjadi orang yang visioner.
9.
Semakin bersemangat dalam
mengumpulkkan bekal untuk kehidupan di akhirat dengan meningkatkan amal saleh
dan menekan/meninggalkan kemaksiatan.
Menerapkan Perilaku Mulia
Berikut ini adalah sikap dan perilaku terpuji yang
harus dikembangkan terkait dengan berpikir kritis berdasarkan ayat al-Qur'an
dan hadis di atas yaitu sebagai berikut.
1.
Senantiasa bersyukur kepada Allah
Swt. atas anugerah akal sehat.
2.
Senantiasa bersyukur kepada
Allah Swt. atas anugerah alam semesta bagi manusia.
3.
Melakukan kajian-kajian
terhadap ayat-ayat al-Quran secara lebih mendalam bersama para pakar di
bidang masing-masing.
4.
Menjadikan ayat-ayat al-Quran
sebagai inspirasi dalam melakukan penelitianpenelitian ilmiah untuk
mengungkap misteri penciptaan alam.
5.
Menjadikan ayat-ayat kauniyah
(alam semesta) sebagai inspirasi dalam mengembangkan IPTEK.
6.
Mengoptimalkan pemanfaatan alam
dengan ramah untuk kepentingan umat manusia.
7.
Membaca dan menganalisis gejala
alam untuk mengantisipasi terjadinya bahaya.
8.
Senantiasa berpikir jauh ke
depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.
9.
Senantiasa berupaya
meningkatkan amal salih dan menjauhi kemaksiatan sebagai tindak lanjut dari
keyakinanannya tentang adanya kehidupan kedua di akhirat dan sebagai perwujudan
dari rasa syukur kepada Allah Swt. Atas semua anugerah-Nya.
10.
Terus memotivasi diri dan
berpikir kritis dalam merespon semua gejala dan fenomena alam yang terjadi.
EVALUASI
Pilihlah jawaban yang tepat!
1.
Pada lafal terdapat hukum
bacaan Mad . . . .
a. Thabi’i
b. ‘Iwad
c. Wajib
Mutta£il
d. Jaiz Munfa£il
e. ‘Arid
Lissukµn
2.
Perhatikan potongan ayat
berikut .
وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
Potongan ayat di
atas artinya . . . .
a. penciptaan
langit dan bumi
b. tanda-tanda
kebesaran Allah Swt.
c. dan pergantian
malam dan siang
d. orang-orang yang
mengingat Allah Swt.
e. dalam keadaan
berdiri dan duduk
3.
Arti “ulil albab” ialah
. . . .
a. umat Islam
b. orang yang
dewasa
c. umat-umat
terdahulu
d. generasi muda
Islam
e. orang yang
berakal sehat
4.
Sikap yang tepat terhadap ayat al-Quran
adalah . . . .
a. membacanya
setiap malam Jumat dengan khusyuk
b. membaca dengan
tartil dan suara yang bagus
c. membacanya
dengan fasih di hadapan guru
d. membaca dan
mengkajinya bersama orang yang ahli
e. membacanya
setiap saat untuk mendapatkan kelancaran usaha
5.
Berikut ini tidak termasuk
sikap seorang ulil albab yang tercantum dalam Q.S. Ali ‘Imran/3:191 yaitu
. . . .
a. Merenungkan ciptaan Allah Swt.
b. Menghafalkan ayat-ayat tertentu
c. Mengingat Allah Swt. dalam keadaan duduk
d. Mengingat Allah Swt. dalam keadaan berdiri
e. Mengingat Allah
Swt. dalam keadaan berbaring
Tugas
1.
Jelaskan apa saja yang harus dilakukan
oleh umat Islam terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang
fenomena alam? jelaskan!
2.
Berdasarkan analisismu,
jelaskan beberapa manfaat diciptakannya semut!
3.
Nyamuk yang biasa terbang
ternyata menjadi makanan cicak yang tidak dapat terbang. Jelaskan makna di
balik fakta tersebut!
4.
Jelaskan karakteristik orang
yang cerdas dalam pandangan Rasulullah saw.!
5.
Jelaskan sikap dan perilaku
umat Islam yang sejalan dengan pola pikir kritis dan cerdas!