-->

Toleransi dan Menghindari Tindak Kekerasan (Materi Kelas 11)


Toleransi sebagai
Alat Pemersatu Bangsa


Membuka Relung Kalbu

Salah satu agenda besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tantangan untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa tersebut salah satunya adalah masalah kerukunan umat beragama dan kerukunan bangsa. Kerukunan intern beragama, kerukunan antarumat beragama, dan kerukunan antar umat beragama dengan pemerin tah. Kerukunan itu bukan barang gratis. Ada penggalan sejarah kelam di mana kerukunan pernah terkoyak di negeri ini.

Photo : slideshare.net

Bukan hanya harta benda yang hilang atau terbakar, tetapi banyak nyawa manusia tak bersalah juga ikut menjadi korban. Kita sebagai masyarakat harus berperan serta secara aktif dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara. Kita juga harus menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat, berpartisipasi dalam menjaga kerukunan, di mana saja kita berada dan kapan saja waktunya.
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، لاَيُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبُّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (رواه البخاري ومسلم)
“Dari Anas ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia menFintai tetangganya sebagaimana dia menFintai dirinya sendiri.” (H.R. Bukhari Muslim).

Melalui hadis di atas, Rasulullah saw. mengajak kepada umat Islam untuk saling menghargai, saling menghormati, dan saling mencintai di antara sesama.

Mengkritisi Sekitar Kita

Akhir-akhir ini, nilai kerukunan yang dijaga dengan baik oleh masyarakat mulai terkikis, mengalami degradasi. Semboyan bhinneka tunggal ika sudah mulai luntur dalam pemahaman dan pengamalan masyarakat.

Ini bisa dilihat berbagai konflik yang terjadi di berbagai daerah seperti yang mengatas namakan agama. Konflikkonflik yang mengatasnamakan agama ini bahkan disinyalir telah mengancam terjadinya disintegrasi (perpecahan) bangsa.

Perhatikan peristiwa berikut ini!

1.      Tawuran antarpelajar marak terjadi sekarang ini. Mereka yang terlibat langsung akan menjadi korban, baik korban fisik maupun non fisik, Beberapa dari mereka bahkan ada yang harus masuk tahanan polisi, atau dikeluarkan dari sekolah. Berikan tanggapanmu mengenai dampak yang ditimbulkan untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar.
2.      Pengrusakan tempat-tempat ibadah, tawuran antarwarga, demonstrasi mahasiswa, dan berbagai macam tindakan kekerasan lainnya telah menggambarkan secara jelas pudarnya persatuan dan rasa toleransi. Apa tanggapanmu jika melihat kondisi seperti ini?
3.      Saat lebaran tiba, semua muslim bersahaja, bergembira menyambut Idul Fitri. Saling bersilaturrahmi dan saling memaafkan menjadi kebiasaan baik di setiap lebaran. Yang tua memaafkan yang muda, yang muda meminta maaf. Sungguh pemandangan yang perlu dilestarikan. Bagaimana tanggapanmu apabila suasana tersebut berlangsung setiap saat?

A.     Pentingnya Perilaku Toleransi
Al-Kisah, Ali bin Abi Thalib hendak pergi ke masjid dengan buru-buru karena takut tertinggal shalat subuh berjamaah. Di tengah perjalanan, ia bertemu seorang kakek yang sedang berjalan pelan di depannya. Sang kakek berjalan sangat lambat di sebuah gang sempit. Demi memuliakan dan menghormati kakek tua itu, Ali bin Abi Thalib tidak mau mendahuluinya, meskipun terdengar di masjid sudah iqamah. Ketika sampai di dekat pintu masjid, si kakek tua itu justru berjalan terus saja, ternyata kakek tua itu beragama Nasrani. Ali buru-buru masuk ke masjid. Ajaibnya, ia mendapati Rasulullah saw. dan para jamaahnya masih melakukan rukuk. Ali pun ikut rukuk sampai selesai sehingga Ali bin Abi Thalib ikut berjamaah dengan sempurna.

Sehabis
shalat para sahabat bertanya,”Wahai Rasulullah, mengapa tadi rukuknya lama sekali, padahal Anda belum pernah melakukan hal itu sebelumnya?” Rasulullah saw. menjawab, “Tadi Jibril datang dan meletakkan sayapnya di atas punggungku dan menahannya lama. Ketika ia melepaskan sayapnya, barulah saya bangun dari rukuk”. Para sahabat bertanya, “Mengapa Jibril melakukan itu?” “Aku tidak menanyakan kepada Jibril,” jelas Rasulullah. Lalu Jibril datang dan menjelaskan, “Hai Muhammad, tadi Ali tergesa-gesa ingin melaksanakan shalat berjamaah, akan tetapi di tengah perjalanan ada seorang kakek dan ia tidak mau mendahuluinya karena sangat menghormati orang lain, meskipun ia Nasrani”.

Toleransi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik dalam berkata-kata maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan di antara kita sehingga tercapai kesamaan sikap. Toleransi merupakan awal dari sikap menerima bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang salah, justru perbedaan harus dihargai dan dimengerti sebagai kekayaan. Misalnya, perbedaan ras, suku, agama, adat istiadat, cara pandang, perilaku, pendapat. Dengan perbedaan tersebut, diharapkan manusia dapat mempunyai sikap toleransi terhadap segala perbedaan yang ada, dan berusaha hidup rukun, baik individu dan individu, individu dan kelompok masyarakat, serta kelompok masyarakat dan kelompok masyarakat yang lainnya.

Terkait pentingnya toleransi, Allah Swt. menegaskan dalam firman-Nya sebagai berikut.
وَمِنْهُمْ مَّنْ يُّؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَّنْ لاَّ يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ(40) وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَاْ بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ (41)

Penerapan Hukum Tajwid

Kalimat
Hukum Bacaan
Alasan
وَمِنْهُمْ مَّنْ
Idgham mim
Huruf mim sukun bertemu mim
مَّنْ يُّؤْمِنُ
Idgham bighunnah
Huruf nun sukun bertemu ya
مَّنْ لاَّ يُؤْمِنُ
Idgham bila ghunnah
Huruf nun sukun bertemu lam
فَقُلْ لِي عَمَلِي
Idgham mutajanisain
Huruf lam sukun bertemu lam
وَأَنَاْ بَرِيءٌ
Mad asli
Huruf alif sukun sebelumnya tanda fathah

Arti Kata/Kalimat

Kata/
Kalimat
Arti
Kata/
Kalimat
Arti
وَمِنْهُمْ
Dan di antara mereka
وَإِنْ كَذَّبُوكَ
Dan jika mereka mendustakanmu
مَّنْ يُّؤْمِنُ
Ada orang yang beriman
لِي عَمَلِي
Untukku amalku
بِهِ
Kepada Al Qur’an
وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ
Dan untukmu amalmu
مَّنْ لاَّ يُؤْمِنُ
Ada orang yang tidak beriman kepadanya
أَنْتُمْ بَرِيئُونَ
Kamu tidak bertanggung jawab
وَرَبُّكَ
Dan Tuhanmu
مِمَّا أَعْمَلُ
Atas apa yang aku lakukan
أَعْلَمُ
Lebih mengetahui
وَأَنَاْ بَرِيءٌ
Dan aku tidak bertanggung jawab
بِالْمُفْسِدِينَ
Kepada orang yang melakukan kerusakan
مِمَّا تَعْمَلُونَ
Atas apa yang kamu lakukan

Arti Ayat

“Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (alQur’an), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan” (Q.S. Yunus/10: 40). “Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan” QS. Yunu/10 : 41)

Dalam QS. Yunus/10 : 40, Allah Swt. menjelaskan bahwa setelah Nabi Muhammad
saw. berdakwah, ada orang yang beriman kepada al-Qur’an dan mengikutinya serta memperoleh manfaat dari risalah yang disampaikan, tapi ada juga yang tidak beriman dan mereka mati dalam kekafiran.

Pada Q.S. Yunus/10 : 41 Allah Swt. memberikan penegasan kepada rasul-Nya, bahwa jika mereka mendustakanmu, katakanlah bahwa bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian, kalian berlepas diri dari apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap apa yang kalian kerjakan. Allah Swt. Mahaadil dan tidak pernah zalim, bahkan Dia memberi kepada setiap manusia sesuai dengan apa yang diterimanya.

Dari penjelasan ayat tersebut dapat disimpulkan hal-hal berikut.
1.    Umat manusia yang hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad saw. Terbagi menjadi 2 golongan. Dua golongan umat itu yang pertama adalah golongan ada umat yang beriman terhadap kebenaran kerasulan dan kitab suci yang disampaikan Nabi Muhammad saw. kedua adalah golongan umat yang mendustakan kerasulan Nabi Muhammad saw. dan tidak beriman kepada al-Qur’an.
2.    Allah Swt. Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang-orang beriman yang selama hidup di dunia senantiasa bertaqwa kepada-Nya, begitu juga orang kafir yang tidak beriman kepada-Nya.
3.    Orang beriman harus tegas dan berpendirian teguh atas keyakinannya. Ia tegar meskipun hidup di tengah-tengah orang yang berbeda keyakinan dengan dirinya.

Ayat di atas juga menjelaskan perlunya menghargai perbedaan dan toleransi. Cara menghargai perbedaan dan toleransi antara lain tidak mengganggu aktivitas keagamaan orang lain. Rasulullah saw. bersabda:
عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عَمرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : خَيْرُالأَصْحَابِ عِنْدَاللهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ وَخَيْرُالْجِيْرَانِ عِنْدَاللهِ خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ (رواه الترمذي)
Dari Abdullah Ibn Umar ra. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah Swt. adalah yang paling baik di antara mereka terhadap sesama saudaranya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah Swt. adalah yang paling baik di antara mereka terhadap tetangganya” (H.R. Attirmizi).

Salah satu bentuk toleransi adalah menghormati keyakinan orang lain. Islam menghormati umat Yahudi yang beribadah di hari Sabtu dan Kristen yang beribadah di hari Minggu. Toleransi dalam Islam telah dicontohkan oleh Rasulullah saw, ketika ada jenazah orang Yahudi yang melintas di hadapan beliau dan para sahabat, lalu beliau berhenti dan berdiri. Seketika itu sahabat bertanya : “Mengapa engkau berhenti ya Rasulullah?, sedangkan itu adalah seorang Yahudi?” Rasulullah saw bersabda : “Bukankah dia juga manusia?” (HR. Bukhari).

Hadits tersebut mengajarkan bahwa toleransi dalm perspektif Islam berlaku kepada setiap manusia tanpa kecuali. Namun yang perlu ditekankan adalah bentuk kemudahan dalam hal muamalah bukan pemaksaan dalam hal keyakinan.

Perlu diketahui bahwa kewajiban muslim kepada non muslim adalah sebagai berikut :
1.    Berdakwah kepada Islam, yaitu menyeru kepada Allah dan menjelaskan hakikat Islam semampu yang dapat dilakukan berdasarkan ilmu yang dimilikinya.
2.    Tidak berbuat zalim terhadap jiwa, harta atau kehormatan seorang zimmi (non muslim yang tinggal di negeri Muslim dan tunduk pada hukum Islam serta membayar jizya), atau musta’man (non muslim yang mendapat jaminan keamanan), atau mu’ahid (non muslim yang terikat perjanjian damai).
3.    Tidak ada penghalang untuk bertransaksi antara muslim dengan non muslim.

Hal tersebut sebagaimana firman Allah :
لاَ يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil” (QS. Al Mumtahanah/60 : 8).

B.     Menghindari Perilaku Tindak Kekerasan
Manusia dianugerahi oleh Allah Swt. berupa nafsu. Dengan nafsu tersebut, manusia dapat merasakan benci dan cinta. Dengannya pula manusia bisa melakukan persahabatan dan permusuhan. Dengannya pula manusia bisa mencapai kebahagiaan ataupun kesengsaraan. Hanya nafsu yang telah berhasil dijinakkan oleh akal saja yang akan mampu menghantarkan manusia kepada kemuliaan. Namun sebaliknya, jika nafsu di luar kendali akal, niscaya akan menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesengsaraan dan kehinaan.

Permusuhan berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh setiap manusia. Sebagaimana cinta, benci pun berasal dari nafsu yang harus bertumpu di atas pondasi akal. Permusuhan di antara manusia terkadang karena kedengkian pada hal-hal duniawi seperti pada kasus Qabil dan Habil ataupun pada kisah Nabi Yusuf as. dan saudara-saudaranya. Terkadang pula permusuhan dikarenakan dasar ideologi dan keyakinan yang berbeda.

Akhir-akhir ini sering sekali tindak kekerasan disebabkan oleh pemahaman dan keyakinan yang berbeda. Karena perbedaan keyakinan dan pemahaman, banyak orang yang menghujat dan berakhir dengan kekerasan. Islam melarang perilaku kekerasan terhadap siapa pun. Allah Swt. berfirman:
مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ كَتَبْنَا عَلَى بَنِي إِسْرَآئِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الأرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا وَلَقَدْ جَآءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَلِكَ فِي الأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain (qisas), atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul-rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.” (Q.S. al-Maidah/5:32

Hukum Bacaan

Kalimat
Hukum Bacaan
Alasan
أَجْلِ
Qalqalah sugra
Huruf jim bertanda sukun di tengah kata
بَنِي إِسْرَآئِيلَ
Mad jaiz munfashil
Mad thabii bertemu alif/hamzah pada kalimat terpisah
إِسْرَآئِيلَ
Mad wajib muttashil
Mad thabii bertemu hamzah pada satu kaliat
نَفْسًا بِغَيْرِ
Iklab
Tanwin bertemu huruf ba
جَآءَتْهُمْ رُسُلُنَا
Idzhar syafawi
Mim sukun bertemu huruf ra

Arti Kata/Kalimat

Kata
Arti
Kata
Arti
مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ
Oleh karena itu
أَحْيَا النَّاسَ
Menghidupkan manusia
كَتَبْنَا
Kami tetapkan
جَمِيعًا
Semuanya
عَلَى
Atas
وَلَقَدْ
Dan sungguh
بَنِي إِسْرَآئِيلَ
Bani Israil
جَآءَتْهُمْ
Telah datang kepada mereka
مَنْ قَتَلَ
Barang siapa membunuh
رُسُلُنَا
Rasul-rasul kami
نَفْسًا
Jiwa
بِالْبَيِّنَاتِ
Dengan membawa penjelasan
بِغَيْرِ نَفْسٍ
Bukan karena ia membunuh orang tuanya (qisas)
ثُمَّ
Kemudian
أَوْ فَسَادٍ
Atau membuat kerusakan
إِنَّ كَثِيرًا
Sesungguhnya banyak
فِي الأرْضِ
Di muka bumi
مِنْهُمْ
Di antara mereka
فَكَأَنَّمَا
Maka seakan-akan
بَعْدَ ذَلِكَ
Setelah itu
قَتَلَ النَّاسَ
Membunuh manusia
فِي الأَرْضِ
Di muka bumi
جَمِيعًا
Semua
لَمُسْرِفُونَ
Melampaui batas
وَمَنْ أَحْيَاهَا
Dan siapa memelihara kehidupan



Allah Swt. menjelaskan dalam ayat ini, bahwa setelah peristiwa pembunuhan Qabil terhadap Habil, Allah Swt. menetapkan suatu hukum bahwa membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh seluruh manusia. Begitu juga menyelamatkan kehidupan seorang manusia, sama dengan menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini menyinggung sebuah prinsip sosial di mana masyarakat bagaikan sebuah tubuh, sedangkan individu-individu masyarakat merupakan anggota tubuh tersebut. Apabila sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun ikut merasakan sakit.

Begitu juga apabila seseorang berani mencemari tangannya dengan darah orang yang tak berdosa, maka pada hakikatnya dia telah membunuh manusia-manusia lain yang tak berdosa. Dari segi sistem penciptaan manusia, terbunuhnya Habil telah menyebabkan hancurnya generasi besar suatu masyarakat, yang akan tampil dan lahir di dunia ini. Al-Qur’an memberikan perhatian penuh terhadap perlindungan jiwa manusia dan menganggap membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh sebuah masyarakat.

Pengadilan di negara-negara tertentu menjatuhkan hukuman qisas, yaitu membunuh orang yang telah membunuh. Di Indonesia juga pernah dilakukan hukuman mati bagi para pembunuh.

Dalam Q.S. al-Maidah/5: 32 terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik.
1.    Nasib kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Oleh karena itu, terputusnya sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia.
2.    Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan seorang manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah masyarakat, tetapi keputusan pengadilan untuk melakukan eksekusi terhadap seorang pembunuh dalam rangka qisas merupakan sumber kehidupan masyarakat.
3.    Mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia, seperti dokter, perawat, atau polisi harus mengerti nilai pekerjaan mereka. Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari kematian bagaikan menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran.

Tugas kita bersama adalah menjaga ketenteraman hidup dengan cara mencintai, orang-orang yang berada di sekitar kita. Artinya, kita dilarang melakukan perilaku-perilaku yang dapat merugikan orang lain, termasuk menyakiti dan melakukan tindakan kekerasan.

Di Indonesia ada hukum yang mengatur pelarangan melakukan tindak kekerasan, termasuk kekerasan kepada anak dan anggota keluarga, misalnya UU No. 23 Tahun 2002 dan UU No. 23 Tahun 2004.

Menerapkan Perilaku Mulia

Mari kita renungkan dan amati suasana kehidupan bangsa Indonesia. Kondisi bangsa Indonesia yang berbhinneka ini harus kita pertahankan demi ketenteraman dan kedamaian penduduknya. Salah satu cara mempertahankan kebhinnekaan ini adalah dengan toleransi atau saling menghargai.

Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kerukunan hidup antarsuku, ras, golongan dan agama harus selalu dijaga dan dibina. Kita tidak ingin bangsa Indonesia terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain.

Berikut perilaku-perilaku toleransi yang harus dibina sesuai dengan ajaran Islam.
1.    Saling menghargai adanya perbedaan keyakinan. Kita tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain agar mereka mengikuti keyakinan kita. Orang yang berkeyakinan lain pun tidak boleh memaksakan keyakinan kepada kita. Dengan memperlihatkan perilaku berakhlak mulia, insya Allah orang lain akan tertarik. Rasulullah saw. selalu memperlihatkan akhlak mulia kepada siapa pun termasuk musuh-musuhnya, banyak orang kafir yang tertarik kepada akhlak Rasulullah saw. lalu masuk Islam karena kemuliaannya.
2.    Saling menghargai adanya perbedaan pendapat. Manusia diciptakan dengan membawa perbedaan. Kita harus menghargai perbedaan tersebut.
3.    Belajar empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Bantulah orang yang membutuhkan. Sering terjadi tindak kekerasan disebabkan hilangnya rasa empati. Ketika ingin mengganggu orang lain, harus sadar bahwa mengganggu itu akan menyakitkan, bagaimana kalau itu terjadi pada diri kita.

Masih banyak lagi contoh perilaku toleransi yang harus kita miliki. Dengan toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan saling menghormati, akan terbina kehidupan yang rukun, tertib, dan damai.
EVALUASI

Pilihlah jawaban yang tepat
1.      Perilaku toleransi adalah sesuatu yang harus dijunjung tinggi dalam interaksi sosial masyarakat karena ....
a. toleransi terdapat pada undang-undang.
b. toleransi menenteramkan kehidupan masyarakat.
c. toleransi diajarkan di sekolah.
d. toleransi bukan syarat utama dalam masyarakat.
e. toleransi merupakan terpecahnya solidaritas.
2.      Pada kalimat di bawah secara berurutan mengandung hukum bacaan:
a. ikhfa, idgam bigunnah, izhar dan iqlab.
b. izhar halqi, idgam bigunnah dan idgam mimmi.
c. izhar halqi, idgam mimmi dan idgam bilagunnah.
d. ikhfa’, idgam mimi dan idgam bilagunnah.
e. izhar, idgam mimi dan idgam bigunnah.
3.      Bentuk toleransi dalam perbedaan pendapat dapat diwujudkan dengan ....
a. mengedepankan pembenaran sepihak.
b. melakukan pengamanan atas jalannanya diskusi.
c. membiarkan suasana tegang.
d. mengedepankan kesepakatan untuk dialog.
e. menyelesaikan masalah dengan cara anarkis.
4.      Q.S. Yunus ayat: 41 mengajarkan pada kita, dalam menyikapi orang-orang yang mendustkan al-Qur’an, dengan cara mengatakan...
a. bagiku agamaku dan bagimu agamamu.
b. bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu.
c. kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
d. Tuhanku tidak sama dengan Tuhanmu.
e. aku tidak bertanggung jawab atas pekerjaanmu.
5.      Di bawah ini adalah beberapa manfaat dari toleransi antarumat beragama kecuali ....
a. menyadari bahwa hidup ini tidak bisa terlepas dari orang lain.
b. berpikir positif terhadap keberadaan agama lain.
c. memaksa penganut agama lain untuk masuk Islam.
d. membangun tradisi dialog antaragama.
e. saling menghormati dan menghargai pemeluk agama lain.

Tugas
1.      Mengapa kita harus berperilaku toleransi?
2.      Jelaskan isi Q.S. al-Maidah/5: 32!
3.      Kemukakan pendapatmu jika ada pemimpin yang membiarkan adanya intoleransi!
4.      Sebutkan hadis yang menjelaskan pentingnya perilaku toleransi!
5.      Mengapa kita dianjurkan untuk berkompetisi dalam kebaikan?

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel